Anak Hiperaktif dan Gaya Belajar Kinestetik: Menemukan Keseimbangan dalam Pembelajaran

Anak-anak dengan hiperaktivitas sering kali memiliki tingkat energi yang tinggi dan kesulitan berkonsentrasi dalam situasi yang tenang. Banyak dari mereka menunjukkan preferensi belajar kinestetik yang kuat. Kali ini kami akan menjelaskan hubungan antara anak hiperaktif dan gaya belajar kinestetik, serta bagaimana menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung mereka.

Anak Hiperaktif: Sebuah Pengenalan

Anak hiperaktif mengalami gangguan hiperaktivitas dengan defisit perhatian (ADHD), sebuah kondisi neurobiologis yang memengaruhi fungsi eksekutif otak. Mereka cenderung memiliki gejala seperti impulsif, ketidakmampuan untuk duduk diam, dan kesulitan berkonsentrasi. Oleh karena itu, mereka sering dianggap sebagai “pemecah kelas” atau siswa yang sulit diatur.

Gaya Belajar Kinestetik pada Anak Hiperaktif

Sejumlah besar anak hiperaktif memiliki gaya belajar kinestetik yang kuat. Mereka belajar lebih baik melalui pengalaman fisik dan interaksi dengan lingkungan sekitar. Beberapa ciri-ciri gaya belajar kinestetik pada anak hiperaktif meliputi:

  1. Gerakan Aktif: Anak-anak hiperaktif sering kali merasa sulit untuk duduk diam. Mereka cenderung belajar sambil bergerak atau melakukan aktivitas fisik kecil seperti berayun kaki atau menggeliat.
  2. Perlu Keterlibatan Aktif: Mereka lebih baik memahami konsep ketika mereka secara aktif terlibat dalam eksperimen atau permainan. Praktik langsung membantu mereka mengingat informasi dengan lebih baik.
  3. Butuh Peregangan Waktu: Anak hiperaktif mungkin perlu istirahat singkat untuk merenggangkan otot mereka selama belajar. Ini membantu mereka kembali fokus dengan lebih baik.

Menciptakan Lingkungan Pembelajaran yang Mendukung

Untuk mendukung anak hiperaktif dengan gaya belajar kinestetik, berikut beberapa tips:

  1. Aktivitas Fisik Terjadwal: Berikan mereka kesempatan untuk bergerak secara terjadwal, seperti jeda istirahat atau waktu aktivitas fisik setelah jangka waktu tertentu dalam belajar.
  2. Penggunaan Alat Bantu: Gunakan benda-benda seperti bola tangan atau kursi bergerak yang memungkinkan mereka bergerak saat belajar.
  3. Pembelajaran Aktif: Kurikulum yang mendorong eksplorasi fisik, seperti eksperimen, permainan, atau proyek, dapat membantu mereka memahami konsep dengan lebih baik.
  4. Variasi dalam Metode Pembelajaran: Campurkan elemen kinestetik dalam metode pengajaran yang lebih tradisional untuk menjaga keterlibatan mereka.
  5. Berikan Dukungan Khusus: Beberapa anak mungkin memerlukan bantuan tambahan dalam mengelola energi mereka.

Kesimpulan

Anak hiperaktif yang memiliki gaya belajar kinestetik memiliki potensi belajar yang besar jika mereka mendapatkan lingkungan yang sesuai. Dengan pemahaman yang baik tentang preferensi belajar mereka, pendidik dan orang tua dapat bekerja sama untuk menciptakan strategi pembelajaran yang mendukung dan membantu mereka meraih sukses dalam pendidikan mereka.(vi**)

Leave a Reply