Kab. Malang (MAN 1 Malang) – Dalam gelaran acara seni budaya “Aratama 28,” Mandagi Recycle Festivel 2023berhasil menarik perhatian penonton dengan kreativitas siswa-siswi yang dibina oleh Bu Dwi Sesanti Wilujeng, S.Pd, M.M, dan Bapak Yuli Irawan, S.Pd. Festival ini tidak hanya menjadi panggung bagi ekspresi seni anak-anak, tetapi juga turut mendukung program Adiwiyata dengan mengusung tema pengurangan sampah melalui seni daur ulang.
Festival ini diwarnai oleh mascot unik, yaitu Rampak Barong dan Cah Ayu Soko Singosari, membawa pesan lingkungan dan keindahan seni tradisional. Rampak Barong, sebuah kesenian khas Malang. Dalam implementasinya, seni ini tidak hanya memberikan keunikan dengan menggunakan bahan dasar kardus bekas, tetapi juga bahan lain yang masih dapat dimanfaatkan. Kostum yang tercipta dari spons botol dan kaos bekas mengadopsi model fashion modern, sementara sayapnya terbuat dari kardus dengan tambahan liak liuk untuk menambah kesan mewah
Cah Ayu Soko Singosari, mengangkat replika Candi Singosari peninggalan Hindu-Buddha, dengan sayap dari kain flannel dan replika Candi Singosari dari styrofoam bekas. Kreativitas juga terlihat pada bagian rok yang terbuat dari daur ulang kain tule goni dan manik-manik bekas, serta sabuk dari potongan botol bekas dan manik-manik tambahan untuk memberikan sentuhan estetik.
Salah satu kelompok menarik perhatian adalah kelompok pertama, yang tampil dengan Baju Bodo khas Sulawesi. Kostum mereka terbuat dari karung, mahkota dari sendok dan tusuk sate, serta sayap yang kreatif dari kertas kalender yang dicat hitam putih.
Kelompok selanjutnya memberikan sentuhan kemewahan pada baju bodo dengan menggunakan kain organza, dihiasi potongan kaca bekas, renda emas, dan rok dari sarung bekas yang ditutupi oleh kain hitam berhiaskan kaset bekas berbentuk wajik berwarna emas. Mahkota mereka terbuat dari sendok dan potongan kardus yang dirancang dengan kreativitas tinggi.
Berikutnya kelompok 3 tampil anggun dengan baju bodo syari lengan panjang yang terbuat dari karung yang digabungkan dengan renda. Rok terbuat dari koran yang diberi berwarna emas, dan ekor terbuat dari koran dan sak. Sementara itu, Kelompok 4 tidak hanya menghadirkan baju bodo, tetapi juga menambahkan ornamen rumah khas Sulawesi pada kostum mereka. Baju terbuat dari karung, mahkota dari potongan karton dan kertas emas, serta sayap dari kain perca.
Kelompok 5, yang mengusung budaya lokal Sulawesi, memberikan nuansa tradisional dengan mahkota dari styrofoam bekas dan dilapisi serbuk kayu. Kostum mereka terdiri dari baju karung bekas dan sayap dari plastik hitam bekas. Terakhir, kelompok 6 dengan tema burung cula tampil unik dengan sayap dari koran bekas yang dibentuk lipatan tipis, bando dari sendok bekas, sayap dari kaset bekas, baju dari kain bekas, dan rok dari kain perca yang dijahit dengan detail sedemikian rupa.
Dengan inovasi dan kreativitas yang ditampilkan, Mandagi Recycle Festival 2023 berhasil menjadi sorotan dan membuktikan bahwa seni daur ulang dapat menjadi sarana edukasi lingkungan yang menyenangkan. Acara ini turut memupuk semangat anak-anak dalam melestarikan budaya dan kelestarian lingkungan melalui seni yang kreatif. (vira)